We love each other, we respect each other and we wish to be happy ever after

19 September 2013

Dirawat karena Demam Dengue dan Demam Tifoid

Saya ga nyangka banget deh bakal balik lagi ke Rumah Sakit ini dalam tahun yang sama dalam kondisi opname. Apalagi mengira bakal terjangkit demam dengue plus demam tifoid dalam satu waktu, ga banget deh..

Cuma ya mau bagaimana, mungkin jalannya harus seperti ini, harus pait gini dulu, baru kemudian saya petik hikmahnya untuk lebih menjaga kesehatan, memperhatikan pola makan dan keteraturan serta mensyukuri saat Allah memberi kita kesehatan.

Sedikit bercerita, kronologinya begini, 

Sabtu malam minggu, tanggal 14 September2013
Saya tidak makan malam *noted*, cuma ngemil puding buah vla coklat trus bablas bobok.
Tengah malam, menggigil kedinginan.

Minggu, 15 September 2013
Pagi biasa aja, menjelang siang, langsung demam tinggi 38.7 der cel dan ini berlangsung berjam jam sampai dikompres air hangat baru kemudian demam turun. Selain demam tinggi, gejala lain yang saya rasakan adalah sakit kepala, nyeri di belakang mata, nyeri persendian, lemaaas berat.  Karena panic, saya buru2 hubungi no telp Markas Sehat di Komplek PWRI jatipadang untuk daftar kunjungan, namun sayang sms saya tidak dijawab pada hari itu juga.

Senin, 16 September 2013
Dari pagi sampai malam demam naik turun dengan suhu tertinggi mencapai 39,2 der celcius. Saya minum paracetamol. Ohya, saya sengaja belum periksa karena nunggu demam 3x 24 jam lebih dahulu , karena kalaupun mau tes darah, hasil tes darah akan efektif bila dilakukan setelah 72 jam. 
Ohya, sms yang saya tujukan ke Markas Sehat kemarin, hari seninnya dijawab bahwa hari minggu dokter markas sehat berhalangan praktek. 

Selasa, 17 September 2013
Hari ini adalah hari ketiga, dan ternyata masih demam tinggi juga. Siang hari saya sms ke markas sehat lagi, namun jawaban sms tak juga ada. Saya coba telpon dua nomornya yaitu flexi dan no simpati, tapi tidak ada yang jawab. Dan kebingungan pun melanda saya... Gue mau konsul ke siapaaa? Secara ga punya contekan atau rujukan dokter umum yang RUM lagi, yah ada sih pilihan dokter RUM lagi ya ke KMC *langsung berpikir ekonomis, kmc kan lumayan mihil boow*
Dan setelah nunggu berjam jam, baru jam 4 sore markas sehat membalas sms saya, menyatakan bahwa hari tersebut dokter tidak praktek. Jujur sedikit kecewa, kenapa setelah berjam jam baru menjawab dan memberikan pernyataan tidak praktek, padahal saya menunggu jawaban itu dalam kondisi saya yang sudah sangat lemah. Kalau dijawab dari siang bahwa mereka tidak praktek saya kan bisa langsung ke dokter lain, ga perlu nunggu sampai sore gitu. 

Akhirnya diputuskan, bada magrib menuju dokter KMC saja, RUM juga dah jelas, dan kondisi saya semakin melemah. Sampai di KMC diperiksa dokter umum, diminta cek darah. Kemudian satu jam kemudian hasil lab sudah didapatkan, eng ing eng... Sebagai orang awam saya sudah bisa membaca ada yang ga beres nih dengan hasil tes darah saya dan ternyata setelah dibacakan hasilnya oleh dokter jaga UGD, dinyatakan NS-1 positif, yang mana artinya saya positif terjangkit demam dengue atau banyak dikenal dengan DB/DBD, padahal dengue belum tentu DBD. Dan yang buat shock lagi, tes Tubex TF nya hasil angkanya 5 padahal batas normalnya ga boleh lebih dari 2. yang artinya, tifoid juga. Pasrahhh dehh.. Waktu konsul pembacaan hasil tes darah okeh dokter jaga UGD beliau menyarankan untuk di rawat saja.. Namun beliau sih memberi opsi.. Coba liat perkembangan besok pagi... Kalau membaik trombositnya boleh tidak dirawat.. Artinya adalah besok pagi harus tes darah lagi.. Duh parno banget kalo di ambil darah.. akhirnya setelah meminta pendapat suami kami putuskan malam itu untuk pulang dahulu baru kemudian paginya tes darah. *sebenernya sih saya bermaksud ga rawat di kmc,, mengingat di kmc pasti menguras tabungan.. Haha sakit juga masih peritungan* secara saya ga punya asuransi kesehatan, kecuali Askes. (Kalau askes artinya harus di Rs Pemerintah). Saat itu bukannya saya ga mau ke Rs pemerintah.. Tapi kebayang aja macetnya dari rumah atau kantor suami ke rs fatmawati kalo saya harus rawat di Rs fatmawati *itu pendapat suami*. Ya sudah saya kasih opsi Rs Marinir aja, kan deket dari kantor. Tapi ternyata suami ga setuju kalo saya di rawat di situ * dalam hati Yess! * hahaa. Dan pertimbangan pun tertuju pada RS JMC atau KMC *lagiii?* ya.. 

Akhirnya suami ngasih pertimbangan dan keputusan, dah ke KMC lagi aja yg udah jelas RUM, pertimbangan RUM jd perhatian utama kami, karena saya masih menyusui, dan saya kena tifoid, artinya saya perlu antibiotik. Dengan dokter yang RUM seharusnya memperhatikan kondisi menyusui dan spektrum antibiotik yang akan diberikan kepada saya.  dan deket juga dr kantor.. Saya bilang, "yakin nih, gkpp? Suami ternyata mantap merawatkan istrinya ke kmc lagi... Baiiiikklaaah... *kecup sayang Ayah* dan akhirnya merasakan yg namanya dirawat di RS karena sakit (bukan melahirkan). Dan di sana, saat itu saya benar2 merasakan namanya perjuangan memberikan ASIX. Beraaat sekali rasanya pisah bobok sama anak.. Dan perjuangan memerah asi dengan pompa manual saya, hanya sengan satu tangan (karena tangan satunya lagi di infus). Hal ini memberikan saya pelajaran berharga,, bahwa kesehatan itu mahal harganya *benerrrr banget*.

Review pelayanan KMC masih oke sama seperti waktu melahirkan dulu,, tapi di lantai yg ini kamarnya berasa lebih kecil dibandingkan kamar saat melahirkan dulu ya, padahal sama sama kelas 1. Untuk makanan, kmc selalu bisa buat pasiennya jadi nafsu makan. Jadi makanan yg digidangkan ga seperti makanan a la rumah sakit gitu. Oke deh menurut saya, seperti ini nih contohnya : 








06 September 2013

Dear my husband

Dear Mr.Mohamad Endhy,

Kupanjatkan dengan penuh pengharapan, Semoga Allah Yang Maha Kuasa selalu memberikan perlindungan-Nya dalam tiap langkahmu, menjagamu, memudahkan dan meridhoi usahamu memperoleh rizki, memberikanmu nikmat kesehatan, ketaatan beribadah dan selalu mengumpulkan keluarga kita dengan sakinah, mawaddah, warohmah. Amin.

Sebagai istri, aku mungkin memiliki banyak kekurangan, semoga mas selalu sabar dan setia membimbingku dan bersama-sama membesarkan buah hati kita serta menuntunnya untuk menjadi hamba Allah yang soleha dan penuh takwa.

Sebagai seorang suami dan ayah dari anakku, kau selalu teristimewa, dihatiku.



Tiup Lilinnya besok aja kalau udah pulang yaaa.. hehe


Happy Birthday Dearest!
And though i can't be with you tonight, you know my heart is by your side.

-Mrs.Endhy/ Bunda Alysa-

23 Juli 2013

Lulus ASIX dilanjutkan dengan MPASI

Alhamdulillah...... sedikit lega rasanya saat Alysa genap berusia 6 bulan, dan saya berhasil memberikan   Asi Eksklusif. HOreee... Sudah lulus S1 ASIX... Mudah2an bisa berLanjut ke S2, atau hingga S3 ASIX.amiiiiin.
Sebetulnya bukan perkara mudah bagi working mom seperti saya untuk memberikan hanya Asi, tanpa bantuan Sufor, tapi bukan hal sulit juga tentunya. Ketika kita memiliki niat, insyaAllah bisa. Dan terbukti, alhamdulillah, dengan penuh perjuangan tentunya, di tengah kondisi lingkungan kerja yang kadang mendukung kadang tidak, akhirnya selesai juga tahap minimal pemberian ASI. Fiuuuuuh *lap lap keringat* hehehe

Tapi kondisi ini tidak lantas membuat saya tenang... Target Asi selama 2 tahun masih panjaaaaaang. Tetap semangat.. Tetap konsisten mompa dan tetap memotivasi diri. PR saya berikutnya yang ada di depan mata adalah MPASI. Terus terang penggalian informasi seputar MPASI untuk Alysa hanya berlangsung dalam 2 minggu persiapan (kebiasaan kalo ngapa2in suka deadline). Dan inilah yang membuat saya sedikiiit stress... Eh banyak ding.. Hahaha.. Bacaan saya belum lengkap, guideline dari WHO dan Unicef belum khatam, aneka resep mpasi juga baru dikit. Dan dalam sisa waktu seminggu Finally saya sudah memantapkan diri dan tentunya menyiapkAn jadwal pemberian makan Alysa selama 30 hr ke depan. Soal aliran? Ya WHO dong pastinya... Udah jelas, lengkap, terbukti secara ilmiah jadi saya tinggal terapkan saja. Masalah resep tinggal disesuaikan dengan local food yang ada di Indonesia. 

Ohya soal aturan tunggu 3days rule itu, setelah berkonsultasi dengan DSAnya ternyata ga saklek-saklek amat ko.. Aturan tunggu tsb berlaku pada makanan dengan kadar protein tinggi yang membawa potensi alergi pada anak. Misal: telur, kacang2an, ikan ikan dsb. (Browse: makanan dengan kadar protein tinggi). Dan kebayang juga kan kalo dalam tiga puluh hari saklek pergantian hanya tiap 3 atau 4 hari, keragaman makanan yg dikenal variasinya akan berkurang dong. Jadi yang saya terapkan pada Alysa untuk makanan dengan kadar proten tinggi saya ulang 2-3 harii, namun untuk jenis sayur dan golongan padi2an saya perbarui terus. Dengan tujuan supaya anak lebih banyak dan bervariasi mengenal jenis makanan , mudah2an nantinya tidak picky. Untuk pilihan sayur2an saya usahakan selalu hanya memberikan sayuran organic dan free pestisida. 

Mudah mudahan proses Pemberian MPASI Alysa tidak menemui kendala, amin. 


29 Juni 2013

Shopping List Peralatan MPASI

Berhubung saat MPASI Alysa tinggal 2 minggu lagi, saya harus mulai hunting nih alat masaknya. Karena saya working mom, so harus punya alat2 wajib untuk mempermudah nyiapin makanannya. Yah walopun di usia enam bulan adalah tahap pengenalan pada makanan, tapi saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk nyiapin makanan home made buatan saya. Pokoknya saya berniat no makanan instan deh. Berhubung saya ga jago masak, yah saya cari cari buku resep tuh untuk mpasi. 

Untuk penerapan atau petunjuk mpasi untuk Alysa saya mengacu pada pedoman WHO, yang mana untuk mpasi perdana makanan yg diberikan berupa serealia (bukan serealia makanan instant lho), serealia disini maksudnya golongan makanan padi padian, misal beras, beras merah, oatmeal, jagung dsb. Why serealia? Untuk lbh jelasnya silahkan buka ke website resmi WHO,,, hehehehe... Intinya golongan serealia ini adalah yang paling minim resiko intoleransi pada bayi, berupa ruam, alergi, diare. Dan selanjutnya adalah aturan 3 days rule, yaitu memberikan baby makanan yg sama selama 3 hari berturut turut, untuk mengamati ada tidaknya alergi pada makanan yg diberikan tsbt. Nah untuk aturan yg ini, saya kayaknya mau 2 hari aja.. Hehe

1. Nah sehubungan dengan pilihan mpasi perdana alysa serealia, alat masak yang pertama kali saya beli adalah Takahi Slow Cooker ^_^, kata ibu ibu working mom nih alat adalah alat wajib mpasi... Ikuuuuut deh saya. Belinya di Toko fany baby itc Kuningan. Saya beli yang 1,2 liter soalnya yang 0,7 liter kecil bangeet. Dengan Slow cooker konon katanya bahan bahan macam beras dan sayur ataubdaging tinggal cemplungin, trus ditinggal bobok deh, paginya sudah matang.... Huhu asiiiik mudah2an noh alat beneran bantu. ( untuk yg 1,2 liter harga saya beli 355.000)

2. Food maker, mirip Pigeon Food Maker, yaitu set peralatan yg terdiri dari wadah, saringan, kayu, dan perasan jeruk, dan grinder gitu. Punya saya merknya Basilic, produk Taiwan, lumayan lebih murah daripada Pigeon, tapi item dan fungsinya sama. Beli di Bilna, harga 129.000

3. Peralatan makannya, saya beli yg sepaket dengan sendoknya dan ada tutupnya jd kalo mau pergi2 gampang, saya beli Tomee Tippee Explora, di Fany baby itc kuningan, harga 55.000 dan yang merk MAM harga 70.000. Trus sendoknya, saya beli Munchkin yang isi 6 harga 65.000.

4. Tempat minum saya beli training cup, supaya belajar ga ngedot lagi. Jadi dot hanya untuk minum asip. Training cup yang ada sedotannya ini saya beli merk MAM juga harga 80.000. Ohya pastikan peralatan makanbayi itu foodgrade, dan BPA free yaa! 

5. Philips Hand Blender, hehehe sepertinya membuat puree buah akan lebih menggunakan nih alat ketimbang blender biasa, secara kalo blender biasa kan gede tempatnya, jadi kalo cuma mau ngblend porsi kecil ya cape nyucinya *alasaaaan! Selain itu hand blender praktis bisa dibawa traveling karena kecil, coba kalo blender... Haduuh berat kayaknya.. Beli di Fany Baby juga, price 490.000.

6. Lunch Jar,,, nah niy alat saya rasa sangat berguna ketika traveling, untuk bawa makanan baby supaya tetap hangat. Saya beli merk Zojirushi (bener ga tulisannya ya), haha... Sebenrnya galau mau beli merk Tiger atau Zojirushi, tapi kata mbak mbak si tokonya sama aja fungsi dan ketahanannya, sama sama tahan hangat sampai dengan 6 jam. Belinya di Fany Baby juga, harganya 450.000. Mahal juga yahh, tapi mengingat fungsi dan kegunaannya kalo lagi pergi pergi kan perlu banget tuh, terutama nanti rencana mau mudik ke lampung, jadi ya gkpp deh mahal :(

7. Ice Cube, nih fungsinya untuk menyimpan makanan beku di dalam freezer. Ice cube ini harganya 90 ribu kLo ga salah ingat. Yah masih lebih murah ketimbang di ol shop :)

8. Rak Botol Puku, nah ini nih yg sudah lama saya cari dan saya nemu di itc kuningan jugak.... Habisnya suka khawatir kalo ART nyimpen botol asip di Tupperware tp kadang ga bisa ketutup karena Tupperwarenya kurang besar, takut kalo ada debu debu yg masuk dong. Untung deh nemu nih rak, bentuknya kaya tempat roti tawar, ada tutupnya transparan, wadahnya juga lumayan besar jd muat juga untuk nyimpen feeding set nya alysa. Di fanny baby dikasih harga 135 ribu.

9. Dan ga kalah pentingnya adalah bib atau slabber... Udah beli banyak..hahaha lucuk sih...

Dan ini penampakannya: 


Ini foto khusus rak botol puku, seneng bgt dapet nih barang, tadinya udah desperate juga mau beli tempat roti tawar aja, tapi kan kurang gede yaa... Alhamdulillah find this one,,,,


Ada tempat buat naro botol nya,, sebelahnya bisa buat naro dot atau piring makan.. ^_^

Yang ini perlengkapan tambahan yang dibeli karena lagi diskon di Gedung Philph Pejaten. harganya jadi rp.325.000 satu set. (Pas saya cek ke ol shop... Ternyata harganya memang ga jauh dari itu -____-"



05 Juni 2013

Memilih Ergo Baby Carrier

Setelah sekian lama mengidam-idamkan nih baby carrier, akhirnya terwujud juga tuh keinginan beli nih gendongan. Asiiiiikkkk.... (Mengatasnamakan kebutuhan anak, untuk keinginan pribadi :D hihihi)

Awalnya sempat ragu ketika memutuskan dan memilih gendongan, ada beberapa merk yang diincar dan dipertimbangkan, Ergo, Aprica,Chicco, Baby Bjorn,  Mother Care, Boba Air, atau versi yang lebih terjangkau seperti Kuma-Kuma atau Dialogue baby. Tapi ternyata setelah browsing-browsing online shop untuk merk-merk produksi luar/ barang impor harganya waw sekali... akhirnya berpikir ulang. Sampe cari-cari di e-bay segala tapi yah harganya juga masih mahal, udah gitu saya ga punya credit card jadi agak ribet gimana cara bayar kalopun pesan di e-Bay.

Untuk suami sendiri memberi pertimbangan kalo bisa cari gendongan yang awet, jangan yang gampang rusak.. safety is number one, dan si baby juga nyaman digendongnya. *yah walaupun ya, yg murah juga ga akan jatohin anak buat gendong*
 

Makin banyak browsing, timbang-timbang tapi makin kepincut deh sama si Ergo. Kalo Chicco (Brand eropa) limit usianya 9 bulan, harganya di atas 1 juta juga tapi kok cuma sampe 9 bulan, kan tanggung. Kalo Aprica (jepang), bisa sampe 36 bulan, penampakannya kokoh jd aman untuk bayi, harganya mahal juga, stok di ol shop sedikit macamnya. Kalo gendongan mothercare hmmm, banyak versi KW nya yang dibandrol dengan harga only 150K, kecuali kalo beli di Mothercare langsung. Ohya ternyata Ergo juga ada KW nya lho alias non original, saya tahu hal ini karena saya dikirimi email yang menawarkan gendongan ergo versi non-Ori. Jadi galau deh. jadi beli Ergo ga yah.. takutnya beli trus karena ga tahu mana yg ori, mana yang non ori malah ketipu. Tapi kegalauan pun akhirnya teratasi, setelah cari review-review para mommies yang pernah punya gendongan-gendongan branded, mostly recomend Ergo.

Eng--Ing..Eng..... dan pilihan pun akhirnya di jatuhkan pada si Ergo. Kebeli juga euy.. versi-nya Organic sajah, bahannya 100% organis bow..   *walaupun mengeluarkan uang untuk membelinya terasa beraat. Saya naksir beraaat sama Ergo Organic Petunia Pickle Bottom.. untuk penentuan warna atau tipe ergonya, suami terserah saya saja, jadi deh punya tuh ergo petunia :)

(Untuk pembelian baby carrier Ergo versi original harus diperhatikan hal-hal sbb, yaitu perhatikan dus-nya, dalam dus harus menyertakan buku petunjuk penggunaan, dan harus ada kartu registrasinya, kecocokan nomor seri, barcode dan nomor upc yang tertera pada kartu registrasi dengan sticker yang tertempel pada bagian luar dus, perhatikan Ergonya, untuk versi original -semua ergo baby carrier memiliki produk tag yang terdapat pada bagian dalam kantong ergo baby carrier)-----> informasi cara mengenali produk Ergobaby Carrier Asli ini saya dapatkan dari blog.mamadanbayi.com. 


Seperti ini niy penampakan Ergo Baby yang saya beli

Tampak Sisi Depan

(Set Kelengkapan, dus, buku petunjuk dan kartu registrasi)

Tampak Sisi Belakang





(Review pemakaian menyusul yaa :)

01 Juni 2013

DSA Anakku adalah Partnerku

Posting tulisan kali ini saya tujukan khususnya untuk orangtua baru agar lebih concern lagi dalam memilih dokter anaknya. Seperti yang saya rasakan, pasti orang tua lain juga merasakan bahwa kebutuhan dan kesehatan buah hati adalah nomor satu. Untuk yang satu ini niy, kenapa saya anggap DSA (Dokter Spesialis Anak) adalah partner kita, ya karena kita ga bisa menyerahkan sepenuhnya kesehatan dan pengobatan anak kita pada dokter. Kita harus tahu dan mencari tahu dulu track record si dokter yang kita datangi, apakah dokter tersebut RUM, apakah dokter tersebut ramah dengan konsultasi, ramah waktu konsultasi dan ramah di kantong tentunya..Hahaha 

Saya suka sekali dengan pernyataan dokter Purnamawati, SpAK, MMPed yang menyatakan bahwa sebagai parent kita jangan mendewakan apa kata dokter, tapi kita juga harus aktif menggali informasi, mempelajari dasar-dasar kesehatan dan mempelajari segala sesuatu perihal penyakit yang sedang dialami anak. Dokter is not prescription maker but a diagnose maker. 


Nah, dalam menjatuhkan pilihan DSA untuk anak saya, tendensi saya mencari dokter seperti kriteria di atas, yakni yang RUM (Rational Use of Medecine), RUD (Rational Use og Drugs), mudah diajak berkomunikasi, dan ramah konsultasi. Partnership antara dokter dan pasien ini sudah diterapkan di negara maju, dan sayangnya kondisi ini masih belum membudaya di Indonesia. Padahal dengan kemajuan teknologi dan komunikasi, pasien (parent) bisa mendapatkan informasi apapun (asal keyword nya tepat) dengan media internet. 


Ohya, ternyata untuk mendukung layanan kedokteran yang baik, pasien harus lebih aktif dalam mencari informasi, bukan hanya pasif dan pasrah saja menuruti obat apa yang diberi dokter dan treatment apa yang diberikan. Dalam hal ini istilah "pasien" digeser dengan istilah konsumen medis. Konsumen Medis bukan hanya memliki hak, tetapi juga kewajiban. Hak konsumen medis yaitu memperoleh informasi yang benar dan obyektif. Dan kewajiban konsumen adalah learn as much as possible.


Pertimbangan saya dalam menentukan DSA:

1. Alysa lahir di KMC, rekam medis awal sudah ada di sana, jadi sebisa mungkin mengkerucutkan pilihan DSA yang ada di KMC. Selain itu KMC adalah RSIA yang terkenal akan RUMnya juga.
2. Pilih DSA yang jadwal prakteknya bisa disesuaikan dengan jadwal saya ataupun suami, artinya tidak hanya praktek di hari kerja dan jam kerja.
3. Cari review di internet.

Setelah timbang menimbang based on gali informasi di internet, cari-cari review track recordnya, akhirnya pilihan dijatuhkan ke dokter Endah Citraresmi, SpA. Selain praktek di KMC, beliau praktek di RS. Harapan Kita. Jadi ceritanya dulu waktu melahirkan di KMC, saya tidak tahu kalau pasien boleh menunjuk DSA nya siapa yang dipilih, jadi waktu itu pasca lahir dan 3 hari di KMC, DSA nya bukan dokter Endah. Tapi sejak kontrol pertama (7 hari setelah dibawa pulang), imunisai 1 bulan, imunisasi 2 bulan, imunisasi 4 bulan lalu Alysa sudah dengan dokter Endah. Kesan yang saya tangkap untuk dokter Endah yaitu dokter yang komunikatif sekali, RUM sekali, dan tiap visit selalu memberi saya PR membaca (itu yang saya suka). Hehehehe.... fyi, untuk ke dokter Endah di hari Sabtu, kadangkala musti book jadwal dari 1 bulan lebih, bahkan waktu itu pernah 2 bulan sebelumnya, karena antrinya banyak... hehehe *antrian tidak menyurutkan niatku untuk berpegang pada prinsipku dalam mengatasi masalah kesehatan anakku* :) 

23 Februari 2013

Proses Kelahiran Alysa

Mengingat-ingat proses melahirkan, sepertinya masih menyisakan sedikit bayangan sakitnya. Pokoknya kalo ada yang bilang melahirkan itu ga sakit.. itu Bohong!! yah maklumlah saya melahirkan tidak melalui operasi caesar, karena prosesnya pure normal dan tidak melalui ILA (Intrathecal Labour Analgesia) juga. Buat yang parno karena takut melahirkan sakit dan tetap ingin melahirkan dengan normal, konon katanya dengan teknik ILA dapat mengurangi rasa sakit atau nyeri karena kontraksi biasanya menjadi sangat menyakitkan pada saat dilatasi serviks 3-4cm dan intensitas nyeri semakin meningkat seiring dengan bertambahnya dilatasi serviks, intinya semakin banyak jumlah pembukaan maka tingkat nyeri-nya semakin menjadi. Jadi Persalinan tanpa rasa nyeri (ILA) tersebut dilakukan oleh Dokter Anastesi dengan menyuntikkan obat ke dalam cairan saraf tulang belakang. Cairan inilah yang menghilangkan rasa sakit. Obat ini hanya bekerja pada satu saraf, sehingga tidak terserap kepembuluh darah dan masuk kedalam tubuh janin. 

Teknologi kedokteran semakin hari memang semakin baju dengan ditemukannya penemuan dan teknik2 yang baru, misalnya saja ILA tersebut, namun pilihan saya tetap melahirkan normal tanpa ILA. Disamping karena lebih murah, saya juga penasaran seperti apa rasanya mules dan sakitnya melahirkan.. *gaya pisan*

Sebelum nyeri pertama berasa, aktivitas saya sejak 2 hari sebelum kelahiran Baby Alysa memang rada over juga. Mungkin bisa dikatakan si dede cepet lahir karena saya kecapekan juga kali ya.

Sabtu, 5 Januari 2013
06.00-06.45
Jalan-jalan pagi bersama suami dan ibu saya (ibu saya udah standby di rumah karena sudah mendekati HPL saya, Thanks to my mom, semoga saya bisa menjadi ibu sepertimu, amin). Konon katanya biar cepat lahiran kita harus rajin jalan-jalan pagi, kalo kata orang jawa dulu mah, suruh ngepel sambil jongkok. Tapi saya mah ga praktekin ngepel sambil jongkok-jongkok,, hehehe... Dokter Diah menyarankan agar rutin olahraganya, misal: jalan cepat.

08.00-09.30
Menghadiri akad nikah dan resepsi teman saya di Gedung Sasana Pakarti, Duren Tiga.

10.00-14.00
Belanja keperluan bayi, di ITC Ambasador.  Dan ini niy, berjam-jam jalan puter-puter dari toko satu ke toko yang lain. Herannya ya, kalo beneran olahraga kok kerasa capenya tapi kalo sambil shopping udah berjam-jam pun ngga berasa. Hahaha.. Padahal saat itu lagi bawa perut gede, hahaha mungkin sayanya memang ga yang berasa cape, tapi yang di dalem perut berasa kali ya :p (Maafin bunda ya nak)

19.00 - 21.30
Maen ke rumah mertua.

Minggu, 6 Januari 2013
13.00 - 16.00
Belanja ke Carrefour Lebak Bulus, niatnya cari sembako untuk tasyakuran aqiqahan nanti, tapi malah dapetnya barang elektronik. Hahaha dasar si Ayah.

20.40.
Waktu sholat isya pada posisi ruku' terasa sakit, dan tanpa sadar mengeluarkan cairan. Akhirnya terpaksa saya hentikan sholat dan lari ke toilet, saya curiga masa siy pipis gak ketahan gitu, tapi ternyata cairan tsb terus mengalir dan gak bisa ditahan. Saya menduga itu adalah air ketuban, *Saya pernah baca, kalau saat hamil sudah mengeluarkan air ketuban, maka itu tanda darurat, kunjungi dokter segera*. Dengan panik, saya dan suami berkemas plus menambahkan barang2 tambahan pada tas yang sudah dipersiapkan sejak usia kandungan 35 minggu dan sudah ditaruh di mobil sejak saat itu.

21.10 - 00.00
On the way ke KMC, berhubung jarak dari rumah ke KMC ga begitu jauh, dan alhamdulillahnya malam itu Jalan TB.Simatupang ga macet, jadi perjalanan kami lancar. Sampai di KMC, langsung menuju lantai 2, terus diminta mbak-mbak suster/bidannya masuk ke ruang observasi. Di ruang observasi untuk menahan laju ketuban yang terus mengalir, saya diposisikan dalam posisi berbaring dan bagian bawah bednya (pada kaki saya) lebih tinggi dari pinggang. Perawat-perawat terus mengecek kondisi saya, dan dilakukan juga CTG pada bayi saya. Saat itu sejak kedatangan hingga pukul 00 dini hari masih aja pembukaan satu dan air ketuban ga bisa berhenti ngalir, akhirnya diputuskan langkah untuk diinduksi. Pengisian form dan kelengkapan administrasi pun dilakukan saat itu. Alhamdulillah si Ayah Alysa ada disamping saya terus, jadi ya support dari suami tuh sangat sangat diperlukan dalam kondisi seperti itu. Ohya saya lupa, saya saat itu juga disuntikan antibiotik yang dibawah kulit dan itu panas nya luar biasa... jadi katanya karena ketuban sudah pecah duluan, otomatis jalan ke janin itu sudah terbuka, naah hal tsb berpotensi pada masuknya bakteri kepada janin, jadi pencegahan atau antisipasinya dengan antibiotik tadi. Jam OO dini hari diinduksi.

00.30 - 05.00
Saya Ga bisa tidurrr... kontraksi berasa dalam hitungan singkat, antara lima hingga sepuluh menit,, sakitnya? luaaar biaasaaa.... Dan yang membuat saya terpikirkan *apa caesar aja ya?* karena jam 5 subuh masih bukaan 3 dan kondisi saya sudah drop saat itu. Drop karena belom makan malam ditambah apa yang ada diperut dikeluarin semua saat muntah,, dini hari muntah sebanyak 2 hingga 3 kali... (ga ngerti karena apa). 

05.30 - 08.30
Pembukaan berangsur cepat... (alhamdulillah)... terima kasih ya Allah... karena saat itu sempet berpasrah juga.. 

09.15
Setelah bidan yang menangani saya sudah memperbolehkan mengejan dan dokter Diah sudah datang, proses kelahiran Alysa pun alhamdulillah lancar. Walaupun tidak hanya sekali mengejan terus keluar *alias berkali-kali*, tapi saya sangat bersyukur pada Allah swt, saya dapat secara normal melahirkan putri kecil kami tercinta Alysa Bella Syakira.




14 Februari 2013

Cerita Kehamilan dan Trip Gonta Ganti DSOG


Sebenernya bukan maksud atau niatan gonta ganti DSOG/Obgyn waktu kontrol bulanan saat hamil baby Alysa, tapi karena situasi dan keadaan yang mendesak pada akhirnya kontrol dengan beda-beda Obgyn. Walaupun pada dasarnya preference saya tetep sama dr. Diah Sartika Sari, SPOG.

Trip kontrol bulanan saat hamil baby Alysa :
 1. Bulan pertama (4 w) dengan dr.Ridwan, SpOG di Kemang Medical Care (KMC).
Problem saat kontrol: awal kehamilan saya sempet khawatir karena sempet kram perut bawah, karena takut bleeding jadi buru2 ke Obgyn dan bertemulah saya dan suami dengan dokter Ridwan.
Kesan: sama seperti yang sering digembar-gemborkan di forum bumil, ya memang siy nih dokter       kesannya bersih banget, good looking, menanggapi pertanyaan dengan jawaban detail (walaupun saat itu saya masih blank "mau nanya apa ya"), RUM (rational use medecine).
Vitamin: Folavit dan Duphaston.

2. Bulan kedua yaitu di bulan Juni 2012 kontrol dengan dr. Rudiyanti, SpOG di KMC juga.
Kesan : hmmm... dokternya cantik, penjelasan jelas, ohya waktu itu saya sempat menanyakan tentang perlu tidaknya saya mengulang suntik TT, dan karena terakhir saya suntik masih di tahun yang sama, dan beliau menanyakan mau lahirannya dimana?" kalo lahiran di RumahSakit (bukan di dukun) ga perlu suntik TT lagi karena sudah seharusnya RS menggunakan alat2 yang steril *masa iyah hari gini di dukun beranak, udah susah juga kali carinya* :))
Trus saya menanyakan, perlu tidaknya periksa TORCH di awal kehamilan saya (karena pra nikah saya tidak periksa) dan beliau menjawab, "silahkan, itu lebih baik".
Tapi setelah saya gali-gali info, baca2, ketika tidak ada yang mengindikasikan terjangkit TORCH (misal tidak pelihara kucing, lingkungan bersih, dll), ya untuk apa buang2 duit karena biaya tesnya aja hampiir 2 jeti, hahaha *emak-emak ngirit*
Vitamin : Folavit digantikan dengan Folamil Genio (sama2 asam folat, tapi kandungan di Folamil Genio lebih lengkap), dan Cavit D3.

3. dr. Kartiwa H. Nuryanto, SpOG di KMC.
Masih di bulan Juni juga, biasa bumil panik karena batuk ga sembuh2 selama lebih seminggu bawaannya khawatir dedenya kenapa-napa, jadilah ke KMC dan bertemu dengan dokter Kartiwa.
Kesan : dokternya orang jawa, baik, penjelasan detail banget, USG nya lamaaa banget, sampai2 ngitungnya diulang, teliti bangetlah, sebenernya cocok sama dokter ini tapi karena pinginnya Obgyn cewe, yasudah kali itu cuma mau memastikan bahwa si baby di perut baik2 saja dan tidak terganggu dengan batuk saya. Dan terbukti lah, KMC sangat-sangat RUM, saya yang batuk aja ga dikasih obat lho! cuma disuruh istirahat dan makan2an bergizi, banyakin buah. Padahal kalo ke dokter yang di klinik deket rumah pasti saya udah dikasih obat plus antibiotik seplastik. ckckck... *mulai saat itu saya belajar menjadi pasien yang rasional pula*
Tapi dokter Kartiwa pesan kalo batuknya dalam seminggu kedepan belum sembuh juga dan masih berdahak atau dahaknya berwarna kuning kehiijauan, minum OBH aja, aman buat ibu hamil katanya. Untunglah setelah istirahat cukup dan menggempur diri makan banyak buah, saya ga perlu lagi minum OBH. hahaha... *gak mau banget minum obat saat hamil biar dikata aman*
Vitamin : lanjut seperti bulan sebelumnya.

4. Bulan keempat akhirnya bertemu juga dengan dokter incaran, dr. Diah Sartika Sari, SpOG.
Karena selalu full schedule untuk bs kontrol sama beliau, di bulan keempat saya jauh2 hari udah booking duluan untuk kontrol dengan beliau.
Kesan: dokter cewe, detail dalam menerangkan maupun saat USG, dan mau menjawan pertanyaan pasien tanpa diburu2 waktu atau dikejar antrian, dan memang hal inilah salah satu kenyamanan di KMC, rata2 dokternya walaupun antri pasien banyak, mereka tidak membatasi waktu konsultasi pasien, dan para dokternya bahkan memberikan nomor hp, pin BB dan pasien dapat menghubungi mereka untuk bertanya bahkan sms sekalipun akan dibalas. Overall, saya menjatuhkan pilihan untuk rutin ke dokter Diah.
Vitamin: Prenatin dan CAL-95 Tablet

Nah, dibulan Juli ini sepertinya ada kenaikan biaya konsultasi di KMC, dengan rician sbb:

Sebelumnya:
Biaya periksa dokter sekali visit, belum termasuk obat/vitamin :
- Konsul Obgyn : Rp.225.000,-
- USG 2D Tanpa Print : Rp. 99.000,-
Total biaya periksa : Rp. 324.000,-

Per Juli 2012, dikenakan harga sbb (belum termasuk obat/vitamin):
- Konsul Obgyn : Rp. 300.000,-
- USG 2D Tanpa Print : Rp.115.000,-
Total biaya periksa : Rp. 415.000,-

5. Bulan Kelima, tetap dengan dokter Diah :)
Karena saya punya masalah dengan HB yang rendah, beliau wanti2 agar saya banyak makan daging merah, buah bit, dan nutrisi2 yang dapat menaikan kadar HB. Suplemen yang diberikan yaitu maltofer.

6. Bulan Keenam, dr. Shirley Anggraini T., SpOG
Nah, karena pada bulan ini dokter Diah sedang melaksanakan ibadah haji di tanah suci, kemudian ybs mengalihkan atau merekomendasikan pasiennya untuk melanjutkan kontrol ke dokter Ridwan atau dokter Shirley.
Kesan dengan dokter Shirley : kurang lebih sama lah seperti dokter Diah, tapi mungkin karena waktu itu saya dapat giliran terakhir (jam 9 malam), jadi terkesan cepat kontrolnya. Ohya, waktu itu dokter Shirley menyatakan bahwa plasenta saya sedikit turun, *tweng* antara cemas, was-was, tapi untungnya saya tetap berpikiran positif bahwa semua akan baik baik saja. Tapi dokter Shirley menyatakan bahwa posisi ini masih bisa bergeser ke atas karena umur kandungan masih belum memasuki trimester tiga.
Dokter shirley menyarankan untuk melanjutkan cek Lab saya terkait pantauan HB saya yang masih rendah, untuk tes kadar Feritin.

7. Bulan ketujuh sampai dengan Melahirkan baby Alysa saya kontrol dengan dokter Diah. 
Alhamdulillah bulan demi bulan hingga melahirkan, masalah-masalah seputar kehamilan seperti Hb rendah, zat besi kurang, plasenta turun lambat laun membaik dan bisa teratasi.
Thanks to dokter Diah yang sudah membantu melahirkan putri kecil kami dengan sehat dan selamat :-)





A Story of My Pregnancy

Berhubung lagi senggang karena baby Alysa lagi bobok, kesempatan buat tulis review kehamilan baby Alysa kemarin. Hehe..

Kehamilan adalah sesuatu yang dinantikan oleh setiap pasangan pastinya, Dan hal tersebut pula yang kami alami, hahaha untuk akhirnya bisa melihat tanda (+) di test pack.. *itu artinya ga cuma sekali nyoba, kali pertama dan kedua test masih negatif atau garis merahnya cuma satu, setelah sedikit pasrah,, yasudahlah.. yang ketiga kalinya muncul dua buah garis merah di test pack, walaupun saat itu sempat ragu juga karena garis yang satu lagi samar-samar.

Yasudahlah ya.. perasaan waktu itu curious bgt, ini hamil atau engga ya... tapi karena takut kecewa kalo terlalu ngarep2.. akhirnya mencoba biasa aja.. trus mulai deh hari itu cari-cari review obgyn (dokter kandungan) yang recommended di wilayah jakarta selatan dan kalo bisa ga jauh2 dari rumah, biar kalo mau kontrol nantinya ga sulit, wekeke..

Akhirnya menentukan pilihan pada salah satu obgyn perempuan yg menurut informasi dari referensi-referensi yang saya baca, ini dokter tuh dokter kandungan yang bagus (pro normal, RUM alias Rational Use Medicine, sabar, dan terutama "perempuan"), incaran tertuju pada dokter kandungan/obgyn perempuan di KMC (Kemang Medical Care), yaitu dokter Diah Sartika Sari, SPOG atau dr.Shirley, SPOG. Tapi ya, yang cukup mengecewakan waktu itu, kesempatan pertama untuk cek kehamilan dengan dua dokter incaran ini pupus karena waktu saya telpon, jadwal mereka full sampai minggu depannya. *Pelajaran, untuk yang mau cek, booking dulu at least seminggu sebelumnya, karena KMC menerapkan kebijakan visitor pasien per jadwal praktek ga banyak, dibatesin banget cuma 10-15 orang kali ya, jadi si pasien dan dokternya ga terburu2, kalo pasiennya cerewet nanya ini itu bisa lama2 deh konsul sama dokternya* :D

Setelah timbang menimbang, akhirnya saya putuskan bersabar juga untuk nunggu minggu depan supaya bisa ke dokter Diah, tapiiiiii hiiiks waktu itu, tepatnya beberapa hari setelah test pack ada dua garis, perut tiba2 kaya keram sakit banget rasanya.. akhirnya karena was-was takut kenapa-kenapa, saya ga jadi nungguin kontrol ke dokter Diah, mau ke dokter kandungan siapa aja deh, cowo juga ga apa2 asal tahu kenapa sebab kram perutnya dan memastikan semua baik-baik saja. Tapi tetep.. rumah sakitnya harus KMC karena udah ngincer disitu, many people said that this Woman and Children Hospital have a very good system and recommended bgt lah, walaupun ga sedikit juga yang bilang tarifnya sedikit di atas rumah sakit lainnya. (Kalo buat saya, bukan sedikit,, tapii lumayan mahal) *dasar emak-emak perhitungan :D

Finally, cek up pertama sama dokter Ridwan, SPOG. (ga jarang juga di milis ibu2 hamil yang ngebahas dan muji niy dokter, katanya good looking dan sabar bgt). Well, yeah.. kesan saya sama dokter Ridwan, hmm... oke siy, penjelasan akurat, bahkan akurat banget, tapiiii karena dia obgyn cowo.. *coret* untuk kunjungan berikutnya. Untuk kunjungan pertama, diagnosa dia waktu itu kehamilan saya baru 4 minggu si jabang baby belom kelihatan, trus dikasih vitaminnya folavit dan suplemen penguat rahim. Waktu itu (Mei 2012) biaya dokter plus obat totalnya hampir Rp.700.000,- 

20 Januari 2013

Belanja Kebutuhan Bayi

Bagi seorang bumil yang sudah masuk trimester 3, belanja kebutuhan bayi mulai dari popok dan lainnya adalah hal yang sangat menyenangkan. Dan begitu pula dengan saya, belanja kebutuhan bayi mulanya dicicil karena terkadang barang yang diinginkan ga ada di satu tempat, sementara waktu saya dan mas cuma bisa di waktu libur di hari Sabtu atau Minggu saja, itupun kalau di hari tersebut lagi gak ada acara kondangan, acara keluarga. *dan nunggu awal bulan tentunya :D* Jadi akhirnya kebutuhan bayi baru dilengkapi mendekati kelahiran putri kami Alysa.

Pertama kali belanja saat udah tujuh bulan lebih di Jungle Baby Shop ITC Kuningan, kebetulan saat itu ditemani eyangnya Alysa a.k.a ibu mertua saya, barang-barang yang dibeli ga banyak, diataranya perlak bayi karet, bedong bayi (ini dia favorit saya, merk nya NARY, bahan kainnya katun, cepet kering), gurita ibu, handuk bayi, sapu tangan bayi (untuk lap kalo gumoh), waslap, dan Jumper yang 0-3 month (habis itu nyesel, kenapa ga beli yg di atas usia itu).

Belanja kedua pas udah 8 bulanan di Pasar Minggu, niatnya cari yang deket rumah soalnya. Yang dibeli baju lengan panjang, baju lengan pendek,celana pop, celana panjang, celana panjang tutup kaki, bedong bayi, gurita bayi (syarat aja). Dan ternyata beda tempat beda juga barangnya...hehe.. untuk merk2 tertentu yang saya cari ternyata di Pasar Minggu ga ada, beda segmentasinya mungkin ya.
Belanja ketiganya di Matahari Pejaten Village, barang yang dibeli kasur bayi yang bisa dilipat dan ada bantal gulingnya, Tas Bayi, Selimut Bayi, saya ambil yang merk Kuma-Kuma karena kebetulan lagi diskon.. *lagi-lagi ibu-ibu ngirit* Hahaha,, Ya iyalah, kalau ada yg diskonan dan barangnya cocok, kenapa harus beli yang harganya Full. Untuk pembelian tersebut, saya dapet bonus bantal plus guling sepasang, Yeaay lumayan buat ganti-ganti.

Belanja keempat di OCha Baby Shop ITC Kuningan juga, banyak yang bilang antara Ocha dan Jungle Baby Shop harganya miring, ada yang bilang murahan Ocha, ada yang bilang murahan Jungle, tapi menurut saya kedua toko tersebut hmm.. mungkin ada barang tertentu yang murah di Ocha contohnya Breast Pump, tapi ada barang lain yang murah di Jungle. Di Ocha, saya beli Carter Baby Bather, Breast Pump yang Pigeon (karena temen2 saya pakenya itu), alas ompol, handuk mandi lagi, singlet bayi dan yang ukuran S, baju kutung, bantal menyusui, bak mandi bayi yang puku-puku, paket gunting kuku bayi Tomee Tepee, maternity pad, breast pad. Dan di toko ini suami tertarik dengan baby stroller yang merk Peg Perego, tapi karena belanjaan kami sudah banyak takut ga bisa bawa turun ke parkiran jadilah strollernya belakangan aja.

Belanja Kelima di ITC Kuningan juga
Sengaja kesana cuma mau beli Baby Bouncer dari newborn sampai toddler. Niatnya pingin fisher price tapi ternyata harganya di luar perkiraan dan jauh dari harga toko online, kalau di toko online atau di kaskus harga fisher price cuma kisaran Rp.450.000,- tapi kenapa di Toko malah dihargai Rp.750.000 ya? kata mas-mas pelayan tokonya siy ini yang asli. Kalo gitu, emang ada yang palsu ya? hmmm... akhirnya saya beli yang merk Elf aja, seharga Rp.450.000,-