We love each other, we respect each other and we wish to be happy ever after

19 September 2013

Dirawat karena Demam Dengue dan Demam Tifoid

Saya ga nyangka banget deh bakal balik lagi ke Rumah Sakit ini dalam tahun yang sama dalam kondisi opname. Apalagi mengira bakal terjangkit demam dengue plus demam tifoid dalam satu waktu, ga banget deh..

Cuma ya mau bagaimana, mungkin jalannya harus seperti ini, harus pait gini dulu, baru kemudian saya petik hikmahnya untuk lebih menjaga kesehatan, memperhatikan pola makan dan keteraturan serta mensyukuri saat Allah memberi kita kesehatan.

Sedikit bercerita, kronologinya begini, 

Sabtu malam minggu, tanggal 14 September2013
Saya tidak makan malam *noted*, cuma ngemil puding buah vla coklat trus bablas bobok.
Tengah malam, menggigil kedinginan.

Minggu, 15 September 2013
Pagi biasa aja, menjelang siang, langsung demam tinggi 38.7 der cel dan ini berlangsung berjam jam sampai dikompres air hangat baru kemudian demam turun. Selain demam tinggi, gejala lain yang saya rasakan adalah sakit kepala, nyeri di belakang mata, nyeri persendian, lemaaas berat.  Karena panic, saya buru2 hubungi no telp Markas Sehat di Komplek PWRI jatipadang untuk daftar kunjungan, namun sayang sms saya tidak dijawab pada hari itu juga.

Senin, 16 September 2013
Dari pagi sampai malam demam naik turun dengan suhu tertinggi mencapai 39,2 der celcius. Saya minum paracetamol. Ohya, saya sengaja belum periksa karena nunggu demam 3x 24 jam lebih dahulu , karena kalaupun mau tes darah, hasil tes darah akan efektif bila dilakukan setelah 72 jam. 
Ohya, sms yang saya tujukan ke Markas Sehat kemarin, hari seninnya dijawab bahwa hari minggu dokter markas sehat berhalangan praktek. 

Selasa, 17 September 2013
Hari ini adalah hari ketiga, dan ternyata masih demam tinggi juga. Siang hari saya sms ke markas sehat lagi, namun jawaban sms tak juga ada. Saya coba telpon dua nomornya yaitu flexi dan no simpati, tapi tidak ada yang jawab. Dan kebingungan pun melanda saya... Gue mau konsul ke siapaaa? Secara ga punya contekan atau rujukan dokter umum yang RUM lagi, yah ada sih pilihan dokter RUM lagi ya ke KMC *langsung berpikir ekonomis, kmc kan lumayan mihil boow*
Dan setelah nunggu berjam jam, baru jam 4 sore markas sehat membalas sms saya, menyatakan bahwa hari tersebut dokter tidak praktek. Jujur sedikit kecewa, kenapa setelah berjam jam baru menjawab dan memberikan pernyataan tidak praktek, padahal saya menunggu jawaban itu dalam kondisi saya yang sudah sangat lemah. Kalau dijawab dari siang bahwa mereka tidak praktek saya kan bisa langsung ke dokter lain, ga perlu nunggu sampai sore gitu. 

Akhirnya diputuskan, bada magrib menuju dokter KMC saja, RUM juga dah jelas, dan kondisi saya semakin melemah. Sampai di KMC diperiksa dokter umum, diminta cek darah. Kemudian satu jam kemudian hasil lab sudah didapatkan, eng ing eng... Sebagai orang awam saya sudah bisa membaca ada yang ga beres nih dengan hasil tes darah saya dan ternyata setelah dibacakan hasilnya oleh dokter jaga UGD, dinyatakan NS-1 positif, yang mana artinya saya positif terjangkit demam dengue atau banyak dikenal dengan DB/DBD, padahal dengue belum tentu DBD. Dan yang buat shock lagi, tes Tubex TF nya hasil angkanya 5 padahal batas normalnya ga boleh lebih dari 2. yang artinya, tifoid juga. Pasrahhh dehh.. Waktu konsul pembacaan hasil tes darah okeh dokter jaga UGD beliau menyarankan untuk di rawat saja.. Namun beliau sih memberi opsi.. Coba liat perkembangan besok pagi... Kalau membaik trombositnya boleh tidak dirawat.. Artinya adalah besok pagi harus tes darah lagi.. Duh parno banget kalo di ambil darah.. akhirnya setelah meminta pendapat suami kami putuskan malam itu untuk pulang dahulu baru kemudian paginya tes darah. *sebenernya sih saya bermaksud ga rawat di kmc,, mengingat di kmc pasti menguras tabungan.. Haha sakit juga masih peritungan* secara saya ga punya asuransi kesehatan, kecuali Askes. (Kalau askes artinya harus di Rs Pemerintah). Saat itu bukannya saya ga mau ke Rs pemerintah.. Tapi kebayang aja macetnya dari rumah atau kantor suami ke rs fatmawati kalo saya harus rawat di Rs fatmawati *itu pendapat suami*. Ya sudah saya kasih opsi Rs Marinir aja, kan deket dari kantor. Tapi ternyata suami ga setuju kalo saya di rawat di situ * dalam hati Yess! * hahaa. Dan pertimbangan pun tertuju pada RS JMC atau KMC *lagiii?* ya.. 

Akhirnya suami ngasih pertimbangan dan keputusan, dah ke KMC lagi aja yg udah jelas RUM, pertimbangan RUM jd perhatian utama kami, karena saya masih menyusui, dan saya kena tifoid, artinya saya perlu antibiotik. Dengan dokter yang RUM seharusnya memperhatikan kondisi menyusui dan spektrum antibiotik yang akan diberikan kepada saya.  dan deket juga dr kantor.. Saya bilang, "yakin nih, gkpp? Suami ternyata mantap merawatkan istrinya ke kmc lagi... Baiiiikklaaah... *kecup sayang Ayah* dan akhirnya merasakan yg namanya dirawat di RS karena sakit (bukan melahirkan). Dan di sana, saat itu saya benar2 merasakan namanya perjuangan memberikan ASIX. Beraaat sekali rasanya pisah bobok sama anak.. Dan perjuangan memerah asi dengan pompa manual saya, hanya sengan satu tangan (karena tangan satunya lagi di infus). Hal ini memberikan saya pelajaran berharga,, bahwa kesehatan itu mahal harganya *benerrrr banget*.

Review pelayanan KMC masih oke sama seperti waktu melahirkan dulu,, tapi di lantai yg ini kamarnya berasa lebih kecil dibandingkan kamar saat melahirkan dulu ya, padahal sama sama kelas 1. Untuk makanan, kmc selalu bisa buat pasiennya jadi nafsu makan. Jadi makanan yg digidangkan ga seperti makanan a la rumah sakit gitu. Oke deh menurut saya, seperti ini nih contohnya : 








06 September 2013

Dear my husband

Dear Mr.Mohamad Endhy,

Kupanjatkan dengan penuh pengharapan, Semoga Allah Yang Maha Kuasa selalu memberikan perlindungan-Nya dalam tiap langkahmu, menjagamu, memudahkan dan meridhoi usahamu memperoleh rizki, memberikanmu nikmat kesehatan, ketaatan beribadah dan selalu mengumpulkan keluarga kita dengan sakinah, mawaddah, warohmah. Amin.

Sebagai istri, aku mungkin memiliki banyak kekurangan, semoga mas selalu sabar dan setia membimbingku dan bersama-sama membesarkan buah hati kita serta menuntunnya untuk menjadi hamba Allah yang soleha dan penuh takwa.

Sebagai seorang suami dan ayah dari anakku, kau selalu teristimewa, dihatiku.



Tiup Lilinnya besok aja kalau udah pulang yaaa.. hehe


Happy Birthday Dearest!
And though i can't be with you tonight, you know my heart is by your side.

-Mrs.Endhy/ Bunda Alysa-