Hello, it's Endhy in charge :D
21 April 2010, hari yang tentu saja begitu berkesan buat kita berdua. Di hari itu, kita sama-sama sepakat untuk bisa mengenal lebih jauh satu sama lain (bahasa anak sekarangnya 'jadian' gitu deh :p). Dan hebatnya, ini pertama kalinya pula buat kita berdua saling kenal lebih jauh dengan lawan jenis (sebelumnya, selalu nggak kesampaian: bertepuk sebelah tangan, keduluan sama cowo lain, atau ditolak, heheheh). Yang membuat saya tertarik pada Dian, hmm..apa yah? (paling susah kalo ditanya tentang ini :p)
21 April 2010, hari yang tentu saja begitu berkesan buat kita berdua. Di hari itu, kita sama-sama sepakat untuk bisa mengenal lebih jauh satu sama lain (bahasa anak sekarangnya 'jadian' gitu deh :p). Dan hebatnya, ini pertama kalinya pula buat kita berdua saling kenal lebih jauh dengan lawan jenis (sebelumnya, selalu nggak kesampaian: bertepuk sebelah tangan, keduluan sama cowo lain, atau ditolak, heheheh). Yang membuat saya tertarik pada Dian, hmm..apa yah? (paling susah kalo ditanya tentang ini :p)
Bisa dibilang kalau kita itu korban teknologi, karena walaupun kita satu kantor, tapi kita kenalan aja via Facebook (hehehe..This time, I'd like to thanks to Facebook :p). Diawali dari sekedar basa-basi ('sok-sok' menawarkan bantuan, basa-basi minta lagu, sampe nanya-nanya masalah kerjaan yang sebenernya ga berhubungan :D), akhirnya pe-de-ka-te waktu itu terbilang cukup sukses (padahal minim pengalaman lho :D). Kita sering kali tukar pikiran dan --entah, mungkin karena kita 'nyambung'-- Dian juga sesekali curhat.
Kalau dingat-ingat, agak aneh juga sih kejadiannya di waktu itu. 4 hari sebelumnya saya mengutarakan perasaan saya ke Dian. Jujur, bukan hal mudah bagi saya untuk utarakan perasaan ke perempuan karena saya termasuk orang yang sangat sangat pemalu, apalagi masalah percintaan :p. Nah, kondisinya waktu itu saya baru aja selesai rapat/meeting di hari Sabtu malam (bukannya malam mingguan malah rapat, sampe diejek sama sepupu, "Cari pacar gih..", ckckck). Sengaja malam itu saya sempatkan diri untuk menyapa Dian via YM (chatting) karena saya tahu kebiasaan dia saat itu sedang sering online, termasuk di malam hari.
Diawali dengan basa-basi :p (padahal waktu itu kita udah lumayan dekat lho, udah sempet jalan bareng pula), akhirnya kita ngobrol & Dian curhat malam itu. Ternyata saat itu ada yang membuat perasaan dia gundah gulana. Hmm, apa yang menjadi kekhawatiran saya saat itu ternyata jadi kenyataan. Ternyata saya nggak sendirian yang menyukai Dian. Ada seorang laki-laki yang baru aja ungkapkan perasaan hatinya ke Dian. Apa yang membuat dia gundah saat itu karena dia sebenarnya merasa kurang "klik" dengan laki-laki tsb, hanya saja mungkin karena dia tidak ingin melukai perasaannya, maka Dian memilih untuk minta untuk diberikan waktu beberapa hari sebelum dia menjawab perasaan laki-laki tsb.
Di saat itu, saya kemudian berpikir, betapa bodohnya saya kalau nggak ungkapkan perasaan saya ke Dian saat itu. Jangan sampai keduluan sama orang lain (lagi!!). Saya beranikan diri ungkapkan perasaan saya ke Dian saat itu juga. Aneh, karena bukan hal yang lumrah menyatakan perasaan suka ke seorang perempuan hanya via IM. Tapi apa boleh buat, daripada memaksakan untuk telepon dan nyatakan perasaan dengan terbata-bata karena nggak ada persiapan sama sekali (saya bukan seperti Kahlil Gibran yang pandai berkata-kata :p), lebih baik ambil resiko nyatakan saat itu juga via IM. Meskipun Dian nggak langsung menjawab waktu itu, tapi dia janji akan memikirkan masak-masak bagaimana tanggapan dia tentang ini (perasaan saya pada dia). Hmm..bener-bener saat itu bikin H2C, maklum cinta saya nggak pernah kesampaian sebelumnya (kasihan banget yak :D).
Singkat cerita, 4 hari berikutnya saya kembali menyapa Dian (lagi-lagi) via YM (kali ini kita memang nggak bisa ketemu karena waktu itu Dian sedang ada kegiatan Diklat/training yang mengharuskan dia menginap di tempat Diklat). Di dalam hati, sebenarnya ada harapan yang sangat kuat agar Dian bisa membalas perasaan saya. Hmm..tapi toh saya hanya bisa berharap diberikan jalan yang terbaik. Kalaupun harapan itu belum terpenuhi, saya yakin, Allah akan memberikan saya jalan yang lain (think positive!). Saya pun nggak berhak untuk memaksa seorang perempuan membalas perasaan saya pada dia.
Hmm..tapi ternyata doa saya akhirnya terjawab. Apa yang Dian sampaikan saat itu sesuai dengan harapan saya selama ini --cinta saya nggak bertepuk sebelah tangan.
Dan hari ini, tepat 1 tahun + 1 bulan sejak momen di atas :). Pastinya bukan waktu yang singkat. Ada banyak suka dan juga duka di rentang waktu itu. Dan masih ada jalan yang harus kita tempuh sampai dengan pernikahan nanti. Semoga Allah memudahkan jalan kami untuk menempuh ibadah pada-Nya --pernikahan. Amiin :)