We love each other, we respect each other and we wish to be happy ever after

06 April 2011

Mempersiapkan Pernikahan ^_^

Bukanlah hal yang mudah untuk menentukan secara pasti hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan menuju mahligai rumah tangga atau pernikahan, ditambah lagi juga tidak mudah menemukan bacaan bacaan yang secara khusus membahas persiapan sebelum menikah.

Dari buku Panduan Pra Nikah for Muslimah, berikut ada beberapa hal yang perlu dimiliki seseorang sebelum memasuki mahligai rumah tangga, secara sederhana terangkum sebagai berikut:
  • Niat yang Lurus, segala sesuatu yang kita lakukan tergantung kepada niat kita dan akan memperoleh imbalan sesuai dengan apa yang telah kita niatkan sebelumnya. Karena itu lah segala sesuatu yang kita niatkan hanya karena Allah, maka akan tercatat sebagai pahala amal shalih kita. Seseorang yang memiliki niat yang sempurna dalam setiap perbuatannya menandakan bahwa ia bersungguh-sungguh dalam melakukan perbuatannya itu. Kemudian orang tersebut berusaha melakukan apa yang menjadi niatnya itu secara maksimal. Jika yang terjadi demikian, insya Allah pertolongan Nya akan menyertai orang tersebut. Demikian halnya dengan menikah, jika ingin pernikahannya selalu berada dalam keberkahan dari Allah, ia pun sebelumnya harus memiliki niatan yang lurus untuk beribadah kepada Allah swt.
  • Mempelajari Ilmunya, dalam pernikahan apabila sang suami dan istri telah memiliki pemahaman agama yang lurus dan benar, maka pernikahan yang dibangun pun berpotensi besar menjadi keluarga yang bahagia dan penuh keberkahan. Oleh karena itu lah, memperdalam ilmu agama sangatlah penting bagi mereka yang belum atau akan memasuki jenjang pernikahan. Rasulullah saw merupakan teladan yang utama dalam hal membina keluarga yang Islami, karena beliau adalah sebaik-baiknya contoh dalam kehidupan rumah tangga.
  • Menata Kecerdasan Emosi, yang dimaksud dengan kecerdasan emosi adalah himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan orang lain, menggunakan informasi untuk membimbing pikiran dan tindakan. Kecerdasan emosi mencakup ketekunan, semangat, pengendalian diri, dan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri agar bisa bertahan menghadapi frustasi dan kemampuan mengendalikan hati dan emosi. Dalam rumah tangga kemampuan menata kecerdasan emosi sangat diperlukan guna mewujudkan keluarga yang sukses. Seseorang perlu belajar bagaimana dia bisa memahami pasangannya.Dengan pandai menata emosi, komunikasi yang baik pun akan terwujud dan masalah-masalah yang dihadapi pun akan dapat diselesaikan bersama sama.
  • Kesiapan Menerima Tanggung Jawab Baru. Banyaknya tanggung jawab yang harus dipikul ketika seseorang memutuskan menikah membuat sebagian orang takut untuk melangkah kaki kesana. (Bener Banget :P ). Tanggung jawab pasangan suami istri, meliputi: a) Berusaha bersatu secara total, suami dan istri mampu merobohkan dinding penghalang antara mereka berdua dan merancang masa depan untuk diusahakan dan diraih bersama. b) Suami dan Istri harus sadar bahwa mereka adalah satu kesatuan, mereka harus bisa saling mengungkapkan dan saling berbagi atas kondisi yang sedang dirasakan, senang dan sedih. c) Saling mengungkapkan perasaan cinta baik verbal maupun non verbal. d)Berusaha selalu berdialog bersama dan memecahkan masalah secara rasional. e) Suami dan Istri harus bisa berusaha saling memuji pasangannya dan menganggap yang dilakukan adalah sebuah prestasi. f) Ketika suami atau istri sedang merasa lelah, baik secara fisik atau psikis, wajib bagi pasangan untuk menghiburnya.
  • Menyiapkan Psikis. Pada hakikatnya, pernikahan bukan hanya bsaling menerima kelebihan masing-masing pihak, tetapi juga kekurangannya. Kelapangan hati menerima kekurangan pasangan kemudian akan ditindaklanjuti dengan usaha bersungguh-sungguh untuk melengkapi kekurangan masing-masing. Menyiapkan psikis berarti suatu kesiapan untuk menerima kekurangan orang yang akan menjadi suami atau istrinya, selain itu juga meliputi kesiapan untuk hidup sesuai dengan kadar kemampuan keduanya.
  • Menjaga Kesucian Diri. Jika menginginkan suami/istri yang memiliki keimana kuat dan menjaga kesucian dirinya, sebelumnya kita pun harus bisa memiliki karakter seperti itu. Kita dituntut untuk meningkatkan kualitas keimanan dan harus mampu menjaga kesucian diri terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan nasihat Rasulullah saw, "Peliharalah dirimu dari hal-hal yang haram, niscaya istrimu berbuat seperti itu". (H.R. Thabrani)
  • Kesiapan Mempunyai Anak. Salah satu hal yang membuat adanya keraguan seseorang melangkah ke jenjang pernikahan adalah karena merasa belum siap menerima kehadiran si kecil di tengah-tengah mereka. Padahal, banyak sekali hikmah dan kebaikan yang bisa diperoleh ketika memiliki anak. Hikmah dan kebaikan dari memiliki anak, antara lain: a) Hubungan badan dengan pasangan hidup telah dicatat sebagai pahala di sisi Allah. b) Merupakan ladang pahala ketika seorang istri hamil dan melahirkan. Sebagai seorang muslimah, jangan menganggap bahwa kehamilan dan rasa sakit ketika melahirkan sebagai beban dan banyak keluhan. Pengorbanan dan rasa sakit tersebut merupakan ladang amal di sisi Allah swt. Ketika melahirkan, kita pun memiliki kesempatan untuk mati syahid jika kita meninggal dunia saat berjuang untuk itu. c) Menjadi jalan untuk mencapai kebahagiaan di akhirat. Kebahagiaan di akhirat dalam hal ini terkait dengan keberadaan anak yang terus mendoakan orang tuanya, meskipun sang orang tua telah meninggal. Jika anak kita meninggal terlebih dahulu saat dilahirkan, maka akan menjadi penolong orang tuanya dari siksa api neraka, dan bila anak-anak tersebut hidup, kita pun akan memperoleh kesempatan untuk mendidik mereka menjadi anak yang shalih dan taat kepada Allah swt.